Senin, 28 Mei 2012

persilangan Tanaman Cabe



I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Persilangan merupakan salah satu teknik untuk memperbanyak variasi/keragaman genetik dari suatu populasi tanaman.keragaman genetic tentu sangat penting sebagai salah satu upaya untuk mempermudah seleksi yang akan dilakukan oleh para pemulia tanaman. ketika persilangan dilakukan maka terjadi segregasi pada gamet tetua jantan dan betina. tanaman menyerbuk sendiri (autogami) yang memiliki bunga sempurna (hermaprhodit/banci) karena putik dan benangsari terletak dalam satu bunga. (Rudi 2007)
Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman. ( Wawan 2002)
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia ( orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman ) untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi ini adalah proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga, untung saja hanya bunga, tidak terbayangkan kalau hal ini  terjadi pada manusia.Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. (Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010)
Dalam proses pengam,bilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan. Banyak kita jumpai percobaan persilangan dalam kajian ilmu genétika menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan Hukum Mendel. Pemuliaan tanaman yang dikembangbiakan secara vegetatif dapat ditempuh melalui hibridisasi. Oleh karena kita perlu membuat variasi, maka dilakukan . Dengan jalan ini akan diperoleh sumber variabilitas atau klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian klon baru. Berbeda dengan tanaman yang menyerbuk sendiri, dalam tanaman yang diperbanyak dengan jalan aseksual karena sifatnya heterozigot maka segregasi terjadi pada F1.Untuk itu, praktikum ini dilakukan agar mengetahui tentang kastrasi dan hibridisasi. Pemuliaan tanaman mencakup tindakan penangkaran , persilangan dan seleksi. Pemuliaan tanaman merupakan suatu kegiatan yang merubah susunan genetik tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya (Wikipedia, 2008). Menurut Batara (2005) pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki bentuk atau sifat tanaman yang diawali dengan mendapatkan variabilitas genetik, melakukan kegiatan seleksi terhadap sumber genetik tersebut, melakukan persilangan persilangan dan seleksi lanjutan
Tanaman cabai merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri. Oleh karena itu, metode pemuliaannya yang digunakan adalah metode seleksi massa, galur murni, silang balik (backcross), dan SDD (single seed descent) (Permadi dan Kusandriani, 2006). Menurut Bari et al (2006), seleksi massa menghasilkan varietas baru yang disusun oleh beberapa campuran genotipe unggul yang terpilih berdasarkan pemilihan fenotipe individu tanpa diikuti oleh pengujian zuriat pada generasi sesudah seleksi dilakukan.
Metode silang balik merupakan jalur yang banyak dipergunakan untuk memperbaiki varietas-varietas yang sudah memiliki banyak sifat-sifat baik dan hanya kekurangan dalam satu atau beberapa saja. Adapun jumlah silang balik yang diperlukan agar populasi memiliki genotipe dengan derajat kehomozigositasan tertentu tergantung dari banyaknya pasangan gen yang heterozigot pada F1 dan adanya kaitan antara alel yang ingin dipindahkan dari tetua penyumbang dengan alel tertentu (yang tidak dikehendaki) dari tetua timbal balik (Bari et al, 2006).

B. Tujuan
            Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat menyilangkan tanaman cabai dan dapat mengaplikasikannya

II. TINJAUAN PUSTAKA

Setiap individu memiliki variasi dalam sifat-sifatkecepatan pertumbuhanpembungaan dan kemampuan reproduksiresistensi kualitas dan bentuk batang, dll. Dalam perkawinan silang antara induk jantan dan induk betina, akan terjadi penggabungan sifat antara keduanya.Penelitian reproduksi biologi tanaman hutan saat ini telah mencapai tingkatan di mana penyerbukan terkendali dan seleksi sifat-sifat unggul dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas spesies.Perkembangan teknik persilangan yang efektif, karena itu sangat ditentukan oleh pengetahuan mengenai sistem breeding dari spesies dimaksud. Penyerbukan silang buatan dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki gabungan dari sifat-sifat baik tersebut.Alasan lain dilakukannya penyerbukan silang buatan : Tanaman berkelamin satu (unisexualis) atau berumah dua (dioecious)Tanaman bersifat dikogami atau herkogamiSerbuk sari sterilSelfing terus menerus akan mengakibatkan degenerasiAdanya mekanisme self incompatible.
Bunga merupakan fase penting dalam proses pembentukan biji. Padadasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ saja yangterlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik (pistil).
            Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gametjantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandungtelur. Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepalaputik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antarasperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji ( Hanum, 2008).
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. (R.W Allard, 1992). Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah. (R.W. Allard, 1992)
Agar persilangan berhasil perlu diketahui tujuan dan prioritas persilangan serta sifat sifat penting varietas atau spesies tetua yang akan disilangkan, terutamabiologi bunga dan teknik persilangan. Terdapat perbedaan karakter morfologibiologi bunga dalam hal arah tandan, bentuk dan posisi bunga hermaprodit,panjang tangkai, panjang tandan, serta waktu dan lamanya berbunga (Rudi, 2007)
Persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset dengan ujung yang runcing, jarum yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar untuk memeriksa kebersihan kepala putik. Penutupan bunga sebelum dan sesudah  penyerbukan dapat menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga.
        Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air, selanjutnya label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya kertas label mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan warna lain.
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan. Membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset.
Munculnya bunga jantan padatandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukankastrasi, yaitu: (1) menggunakan pompa pengisap, (2) dengan perlakuan alkohol,dan (3) secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah persilangan pada saatbunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah, biasanya 1-2 kali setelah persilangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan mekanis tandanbunga. (Wawan, 2002).     
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya.
Beberapa metode emaskulasi yang umum digunakan adalah
Metode Kliping atau Pinset
            Pada umumnya kuncup bunga dibuka dengan pinset atau dipotong dengan gunting, kemudian anter atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini mudah dilakukan pada tanaman yang bunganya relatif besar, misalnya cabai, kedelai, tomat dan tembakau. Cara emaskulasi ini praktis, murah dan mudah dilakukan, namun kemungkinan rusaknya putik dan pecahnya anter sangat besar, sehingga terjadinya penyerbukan sendiri sangat besar.
Adapun cara melakukan emaskulasi menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Setelah dipilih bunga yang akan digunakan sebagai betina, bagian ujung kuncup   bunga dipotong dengan pisau silet atau gunting, sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya turut terpotong atau rusak.
b. Mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan menggunakan pinset sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila perlu semua mahkota dibuang.
c. Benang sari dapat dibuang satu per satu sampai habis dengan sebuah pinset.
d. Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk emaskulasi bunga harus steril. Setiap kali hendak di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan ke dalam spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan bersih.
e. Setelah melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera digantungkan sebuah label yang telah diberi nomor.
2. Metode Pompa Isap (Sucking Method)
            Teknik ini mudah dilakukan pada padi. Pada tahap awal metode ini relatif mahal, karena diperlukan biaya untuk pengadaan alat. Keuntungan menggunakan metode ono adalah kemungkinan rusaknya kepala putik (stigma) dan pecahnya anter dan penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka dengan gunting, kemudian anter dihisap keluar dengan alat pompa hisap.

3. Metode Pencelupan dengan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol
            Untuk tanaman yang bunganya kecil-kecil, seperti sorghum, rumput-rumputan dan pakan, pembuangan stamen dengan menggunakan pinset atau gunting sangat sulit. Cara emaskulasi untuk jenis bunga ini adalah dengan mencelupkan bunga ke dalam air hangat yang mempunyai temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama 1-10 menit. Cara ini mahal dan tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan pada air dingin atau alkohol.
4. Metode Kimia
            Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan (male sterile) pada tanaman. Bahan kimia tersebut diantaranya adalah GA3, sodium dichloroasetat, ethrel, GA4/7, 2,4 D, NAA. Caranya bahan tersebut disemprotkan pada bunga yang sedang kuncup dengan konsentrasi tertentu.
5. Metode Jantan Mandul
            Pada beberapa tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau padi pelaksanaan emaskulasinya sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman mandul jantan yaitu yang anternya steril dan tidak menghasilkan polen yang viabel. Sifat mandul jantan ini bisa dikendalikan secara genetik maupun sitoplasmik.
            Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan. Kantong tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Kuat dan tahan hujan lebat dan panas terik matahari.
2. Tidak mengganggu pernafasan bunga yang dibungkus
3. Bila terkena air hujan dapat lekas kering, airnya dapat lekas menguap
     4. Bahan yang dipakai untuk kantong tidak enak rasanya, agar tidak dimakan oleh serangga atau binatang-binatang lainnya.
     5. Kantongnya cukup besar, sehingga bila ada hujan turun, bunganya tidak akan menempel pada kantong. Kantong tersebut dapat berbentuk silinder, yang diperkuat dengan kerangka dari kawat atau bambu. Bila bunga yang dibungkus itu kecil, cukuplah bunga itu ditutup dengan sebuah tudung plastik berukuran kecil.
            Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh dari pohon tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari setelah matahari terbenam.
            Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan kemudian mati. Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
     1. Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk sari tidak tahan disimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan berakibat buruk, karena berpeluang berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas mati.
     2. Umur serbuk sari, makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan perkecambahannya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek. Selain itu persentase butir-butir serbuk sari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuk sari lagi yang dapat berkecambah.
     3. Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk sari dapat disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan tertutup. Di laboratorium, serbuk sari biasanya disimpan pada suhu antara 2-8 OC dan pada kelembaban udara antara 10% sampai 50%. Penyimpanannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: terlebih dahulu serbuk sarinya dimasukkan ke dalam tabung gelas. Kemudian tabungnya diletakkan dalam exsicator (desiccator) yang telah diisi dengan CaCl2 atau dengan larutan H2SO4 pada konsentrasi tertentu, misalnya antara 10-70%. Maksudnya agar dapat menyerap uap air dari udara cukup banyak. Untuk menyimpan serbuk sari bunga karet dari jenis No. PR 107 biasanya dipakai konsentrasi 27% H2SO4 dan untuk serbuk sari dari jenis karet No. AV 157 dipakai konsentrasi 35% H2SO4.
Pengumpulan Tepung Sari Tepung sari dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: 1.Mengambil kotak sari yang belum pecah dengan pinset, dikumpulkan pada suatu tempat (petridish), kemudian digerus sampai halus dan diberi air steril. Setelah itu, tepung sari siap digunakan untuk persilangan dengan cara mengoleskan gerusan tersebut ke bunga betina yang sudah dipilih dan masihreseptif. 2. Tepung sari ditampung dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6cm. Botol digantung atau dikaitkan pada tangkai batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat, kemudian bagian ujung botol ditutup dengan alumenium foil.
            Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, botol-botol tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung sari barjatuhan ke dalam botol. Tepung sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai bahan untuk persilangan dengan menambahkan air + 2 ml,kemudian diaduk dengan kuas dan dioleskan ke tandan bunga betina yangsudah dipilih (Hamid, 2002).
            Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya. Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi.
            Saat yang paling baik untuk melakukan persilangan buatan adalah padasaat bunga betina telah mekar ½ sampai 3/4 bagian dan kepala putik berwarnaputih. Pada saat itu, bunga jantan (benang sari) pada tandan tersebut belum masak atau pecah.
Beberapa cara penyerbukan buatan yang bisa dilakukan adalah:
1. Tandan bunga yang telah dikastrasi diserbuki tepung sari dengan menggunakan kuas.
Tepung sari bisa dalam keadaan kering atau basah (dilarutkan dalam + 2ml air steril), kemudian dioleskan pada kepala putik. Persilangan dilakukan 2-3kali sampai bunga betina tidak reseptif lagi.
2. Tandan bunga betina yang telah reseptif ditempelkan pada tandan bunga jantan yang telah mekar dan tepung sarinya telah pecah.
3. Tandan bunga betina yang masih reseptif tetapi belum pecah kotak sarinya diolesi bunga jantan yang kotak sarinya telah pecah. Persilangan diulang 2-3kali pada hari berikutnya. Kastrasi dilakukan 1-2 hari setelah persilangansampai seluruh bunga jantan dalam satu tandan habis (Paristiyani, 2008).
            Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: (1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4) Nama tetua jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang.
            Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan ,keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan (Gambar 6). Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan antesis jantan, kesuburan tanaman serta faktor lingkungan.  
            Kompatibilitas tetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan betina. Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat ciri morfologi bunga. Bunga yang terbaik adalah bunga yang akan mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari, kelembaban dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan persilangan buatan.
            Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji yang dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji tersebut merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil persilangan tanaman lain (karena proses isolasi yang tidak sempurna). Hal tersebut dapat dideteksi dengan bantuan penanda, baik berupa penanda morfologi maupun penanda molekuler.
            Sifat kualitatif tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Sebagai contoh buah muda cabai ada yang berwana hijau tua, hijau muda, kuning atau atau ungu. Buah muda cabai dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Jika cabai dengan buah berwarna hijau tua disilangkan dengan cabai dengan buah berwarna ungu maka akan menghasilkan F1 dengan buah berwarna ungu. Jika buah F1 yang dihasilkan tidak berwarna ungu maka kemungkinan terjadi selfing atau penyerbukan dari serbuk sari cabai lain. Hal yang sama dapat digunakan untuk penanda molekuler.
            Pada biji tanaman yang ada pengaruh metaxenia seperti jagung, keberhasilan persilangan buatan sudah dapat dideteksi tanpa menanam F1. Jagung yang seharusnya mempunyai warna biji putih jika diserbuki dengan serbuk sari jagung dengan warna biji kuning akan berwarna kuning. Contoh lain adalah jagung manis jika diserbuki oleh jagung tidak manis akan menghasilkan biji-biji yang tidak manis. Pada pengamatan morfologi bunga, yang digunakan sebagai objek pengamatan adalah bunga tembakau. Bunga tembakau termasuk bunga dalam golongan jenis tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga, K 5, C 5, A5, G1.  Bila dillihat dari bentuk bunganya yang kecil dan letak putik dan benang sari saling berdekatan dan selalu menempel, bunga cabai termasuk melakukan penyerbukan sendiri (autogami). Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yangdimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memilikigabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.              
Teknik tersebut dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belummasak). Langkah kastrasi dlakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri secara alami yang tidak diinginkan, sehingga bila tidak dilakukan kastrasimaka bunga tersebut akan melakukan penyerbukan sendiri secara alami danapabila telah terjadi penyerbukan maka teknik hibridisasi tidak akan bisadilakukan.                                                                                                             
      Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar dan benang sari yang belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari. Teknik kastrasi dan hibridisasi yangmemperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalandalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari dilakukansebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakanbunga pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar padapukul 06.00 hingga 08.00. apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudahbunga mekar, maka serbuk sari akan terlebih dahulu menyerbuki bunga betina danteknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat dilakukan.
Teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore hari bertujuan untuk menambah kemungkinan berhasil karena pada pagi hari atau sore hari bungamekar sempurna dan dalam keadaan segar. Pada saat matang, putik akan menghasilkan suatu cairan pelekat yang digunakan untuk melekatkan benang sari.Pada siang hari cairan tersebut akan kering dan jika dilakukan hibridisasi makakemungkinan besar benang sari tidak akan menempel pada kepala putik dankeberhasilan hibridisasi akan berkurang.                                                                             
        Benang sari yang disimpan terlalu lama setelah kastrasi juga tidak baik karena akan menurunkan kualtitas sel spermajantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi diharapkan dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama.Pada bunga, terkadang terjadi inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal biji yang normal untuk membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapatmelakukan penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukansecara buatan.
Ada beberapa teknik dalam cara mengatasi penyerbukan bungayang inkompatibel yaitu dengan cara Suhu tinggi. Pistil yg diekspos sampai suhu 60 oC, untuk merangsang kesuburan. Cara lain yaitu Irradiasi. Pada Solanaceae, X-ray atau gamma ray untuk menginduksi kesuburan sementara. Dengan cara yang lebih sederhana yaitu Polinasi berganda, Polinasi kuncup (bud pollination):  polinasi biasanya dilakukan 1 ± 2 hari sebelum bunga mekar/anthesism, Surgicaltechnique : potong/hilangkan stigma dan pollen diletakkan pada potongan style.

























III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
            Hasil yang saya dapat pada makalah ini ialah saya ambil dari jurnal yang saya peroleh, yaitu Ketahan 22 Genotipe Cabai ( Capsicum spp) terhadap Phytophthora capsici Leonian dan keragaman genetiknya. Dimana cendawan P. Capsici menyerang cabae pada setiap fase dan bagian tanaman. Serangan pada setiap fase dapat menyebabkan busuk akar, kanker batang, hawar daun, dan busuk buah, dan menyebabkan kematian pada tanaman cabai
           

Genotipe
Kejadian Penyakit (%)
Kelas Penyakit
PI 188478
42.2
AT
PBC 602
100.00
R
PBC 137
100.00
R
Early Calwoner
100.00
R

Keterangan:
AT : Agak tahan
R : Rentan
Dari hasil pengujian ras cendawan menggunakan galur diferensial, bahwa dapat disimpulkan P. Capsici isolate TG01 yang digunakan adalah ras 3, dari hasil uji ini menunjukkan factor grnotipe berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit dan periode serangan penyakit, sedangkan terhadap masa inkubasi tidak nyata.







B. Pembahasan
            Berdasarkan hasil analisis komponen utama terdapat 11 komponen yang meiliki akar cirri diatas satu. Komponen dengan akar cirri kurang dari satu tidak valid digunakan dalam menghitung factor terbentuk
            Penyakit tanaman timbul sebagai hasil interaksi antara pathogen, tanaman inang yang rentan dan lingkunagna. Infeksi P. Capsici menimbulkan gejala pengecilan atau pengeriputan pada bagian pangkal batang, bibit, kerebahan, kelayuan parmen, serta kematian bibit.. Dalam analisis data untuk mengelompokann 22 genotip cabai yang dipelajari digunakan tiga komponen utama yang dapat menjelaskan vabirilitas perubahan tersebut.
            Pada makalah ini analisis yang digunakan adalah analisis gerombol, dimana analisis ini bertujuan untuk mengelompokan datan kedalam beberapa kelas, sehingga anggota di dalam satu kelas lebih homogen disbanding didalam kelas lain. Kritria pengelompokan berdasarkan pada ukiran kemiripan. Kemiripan dengan makna tertentu seperti jarak eculidean (akar cirri) atau jarak lain, sejenis indeks peluang atau yang lainnya. Semakin kecil jarak akar cirri antara dua genotype, semakin mirip genotype tersenut satu sama lain. Analisis gerombol dilakukan yang dilakukan pada 22 genotip cabai dengan 37 peubah menghasilkan dendogram , pada tingkat kemiripan 85%, 22 genotip cabai tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 gerombol. Keempat gerombol tersebut sama dengan keempat gerombol yang dihasilkan berdasarkan KU I dan KU II pada analisis komponen utama.
            Pengelompokan yang terbentuk pada analisis gerombol diketahui dengan menggunakan dua dimensi dengan menggunakan analisi biplot. Analisis biplot merupakan teknik statistika deskriptif dimensi ganda yang dapat menyajikan secara stimulant segugus objek pengamatan dan peubah dalam satu grafik pada suatu bidang dua dimensi sehingga cirri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relative antara objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisi.
            Hasil analisis empat kelompok cabai disajikan nerdasarkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 sebesar 52% dan sumbu utama 2 sebesar 35,6%, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu tersebut adalah 86,8% Berdasarkan hasil uji ras cendawan Phythopthora capsici isolate TG01 yang digunakan tergolong ras 3. Genotip PBC 714, dan Cilibangi-2 diidentifikasi tahan terhadap P. Capsici ras 3

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
                Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1.      Setiap tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak sama.
2.      Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan dalam satu bunga.
3.      Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia.
4.      Persilangan pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah dilakukan dari tanaman yang menyerbuk sendiri.
5.      Demikian pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada beberapa faktor yang juga berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh organisme hidup, iklim dan keterampilan pemulia.
6.      Berdasarkan hasil uji ras cendawan Phythopthora capsici isolate TG01 yang digunakan tergolong ras 3. Genotip PBC 714, dan Cilibangi-2 diidentifikasi tahan terhadap P. Capsici ras 3
7.       

B. Saran
            Sebaiknya para asisten lebih sabar dalam membimbing dan membina para praktikan








DAFTAR PUSTAKA

Rudi, 2007. Peningkatan Resistensi Tanaman Lada Melalui Hibridisasi. Laporan Teknis
Penelitian, Bagian Proyek Tanaman Rempah Dan Obat. II: 113-134. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, B o g o r...
Wawan, 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara Konvensional.
            Buletin Teknik  Pertanian.7
Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010. Teknik Persilangan Buatan. Jakarta Selatan
Hartati, sri dan sudarmo, hadi. 2007.  Melakukan Persilangan pada Tanaman Jarak Pagar.Info
            teknologi jarak pagar, 2 (10): 37-40.
Ihsan, farihul dan sukarmin. 2008. Teknik persilangan mangga (mangifera indica) untuk
            perakitan varietas unggul baru. Buletin Teknik Pertanian, 13 (1): 33-36.
Lukman, wawan. 2002. Teknik kastrasi pada persilangan buatan tanaman lada secara
            konvensional. Buletin teknik pertanian, 7 (2) : 62-64.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Dan Pengolahan Kelapa Sawit, Agromedia Pustaka.
            Jakarta.
Warisno.2008. Jagung Hibrida. Kanisius.Yogyakarta.
Batara (2005) Pemuliaan tanaman dan Hiridisasi, Agroprima Usaha Tani, Bandung
Bari et al, 2006 Metode-Metode Persilangan Cabai, Elex Media Jakarta Selatan
Hanum, 2008 Proses-Proses Terjadinya Penyerbukan Sendiri Pada Tanaman, Teratai hal 67-89,
            Jakarta Selatan
Hamid, 2002 Metode Jantan Mandul Pada persilangan Tanaman Cabai, Teratai hal 72-76
            Jakarta Selatan

1 komentar:

  1. ilmu yang sangat bermanfaat sekali, semoga menjadi inspirasi masyarakat. terima kasih telah berbagi cara persilangan tanaman cabe ini.

    BalasHapus