I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persilangan
merupakan salah satu teknik untuk memperbanyak variasi/keragaman genetik dari
suatu populasi tanaman.keragaman genetic tentu sangat penting sebagai salah
satu upaya untuk mempermudah seleksi yang akan dilakukan oleh para pemulia
tanaman. ketika persilangan dilakukan maka terjadi segregasi pada gamet tetua
jantan dan betina. tanaman menyerbuk sendiri (autogami) yang memiliki bunga
sempurna (hermaprhodit/banci) karena putik dan benangsari terletak dalam satu
bunga. (Rudi 2007)
Hibridisasi
(persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan
genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal
pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program
pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua
homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi
biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida
dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga
dimaksudkan untuk memperluas keragaman. ( Wawan 2002)
Dalam
dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di
namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi
adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia ( orang yang berusaha untuk
memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman ) untuk meningkatkan
produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi ini adalah
proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga, untung saja hanya
bunga, tidak terbayangkan kalau hal ini terjadi pada manusia.Yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan
dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh
kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang
berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan
pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan
sendiri. (Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010)
Dalam
proses pengam,bilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala
putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyerbukan. Banyak kita jumpai percobaan persilangan dalam kajian ilmu
genétika menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan Hukum
Mendel. Pemuliaan tanaman yang dikembangbiakan secara vegetatif dapat
ditempuh melalui hibridisasi. Oleh karena kita perlu membuat variasi, maka
dilakukan . Dengan jalan ini akan diperoleh sumber variabilitas atau klon-klon
baru yang sangat luas variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian klon
baru. Berbeda dengan tanaman yang menyerbuk sendiri, dalam tanaman yang
diperbanyak dengan jalan aseksual karena sifatnya heterozigot maka segregasi
terjadi pada F1.Untuk itu, praktikum ini dilakukan agar mengetahui tentang
kastrasi dan hibridisasi. Pemuliaan tanaman mencakup tindakan penangkaran ,
persilangan dan seleksi. Pemuliaan tanaman merupakan suatu kegiatan yang
merubah susunan genetik tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat atau
penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya (Wikipedia, 2008).
Menurut Batara (2005) pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki
bentuk atau sifat tanaman yang diawali dengan mendapatkan variabilitas genetik,
melakukan kegiatan seleksi terhadap sumber genetik tersebut, melakukan
persilangan persilangan dan seleksi lanjutan
Tanaman cabai merupakan tanaman yang
menyerbuk sendiri. Oleh karena itu, metode pemuliaannya yang digunakan adalah
metode seleksi massa, galur murni, silang balik (backcross), dan SDD (single
seed descent) (Permadi dan Kusandriani, 2006).
Menurut Bari et al (2006), seleksi massa menghasilkan
varietas baru yang disusun oleh beberapa campuran genotipe unggul yang terpilih
berdasarkan pemilihan fenotipe individu tanpa diikuti oleh pengujian zuriat
pada generasi sesudah seleksi dilakukan.
Metode silang balik merupakan jalur yang
banyak dipergunakan untuk memperbaiki varietas-varietas yang sudah memiliki
banyak sifat-sifat baik dan hanya kekurangan dalam satu atau beberapa saja.
Adapun jumlah silang balik yang diperlukan agar populasi memiliki genotipe
dengan derajat kehomozigositasan tertentu tergantung dari banyaknya pasangan
gen yang heterozigot pada F1 dan adanya kaitan antara alel yang ingin
dipindahkan dari tetua penyumbang dengan alel tertentu (yang tidak dikehendaki)
dari tetua timbal balik (Bari et al, 2006).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar
praktikan dapat menyilangkan tanaman cabai dan dapat mengaplikasikannya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap
individu memiliki variasi dalam sifat-sifatkecepatan pertumbuhanpembungaan dan
kemampuan reproduksiresistensi kualitas dan bentuk batang, dll. Dalam
perkawinan silang antara induk jantan dan induk betina, akan terjadi penggabungan
sifat antara keduanya.Penelitian reproduksi biologi tanaman hutan saat ini
telah mencapai tingkatan di mana penyerbukan terkendali dan seleksi sifat-sifat
unggul dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas spesies.Perkembangan
teknik persilangan yang efektif, karena itu sangat ditentukan oleh pengetahuan
mengenai sistem breeding dari spesies dimaksud. Penyerbukan silang buatan
dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk
jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki
gabungan dari sifat-sifat baik tersebut.Alasan lain
dilakukannya penyerbukan silang buatan : Tanaman berkelamin satu
(unisexualis) atau berumah dua (dioecious)Tanaman bersifat dikogami atau
herkogamiSerbuk sari sterilSelfing terus menerus akan mengakibatkan degenerasiAdanya
mekanisme self incompatible.
Bunga merupakan fase penting dalam proses pembentukan biji.
Padadasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ saja
yangterlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik
(pistil).
Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gametjantan.
Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandungtelur. Pada
waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepalaputik,
terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antarasperma
dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji ( Hanum,
2008).
Penyerbukan
adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah
bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. (R.W Allard, 1992). Kriteria
klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan
penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah
satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana
populasi dapat dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan
dari luar adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok
pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar
didalam species dari suatu kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang
diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah. (R.W. Allard,
1992)
Agar
persilangan berhasil perlu diketahui tujuan dan prioritas persilangan serta
sifat sifat penting varietas atau spesies tetua yang akan disilangkan,
terutamabiologi bunga dan teknik persilangan. Terdapat perbedaan karakter
morfologibiologi bunga dalam hal arah tandan, bentuk dan posisi bunga hermaprodit,panjang
tangkai, panjang tandan, serta waktu dan lamanya berbunga (Rudi, 2007)
Persiapan
untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan alat-alat
antara lain : pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset dengan ujung yang
runcing, jarum yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam
botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk tempat benang
sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk
meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar untuk memeriksa
kebersihan kepala putik. Penutupan bunga sebelum dan sesudah penyerbukan
dapat menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi
lubang-lubang kecil untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai
dengan ukuran bunga.
Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air,
selanjutnya label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan
silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya kertas label mempunyai warna
tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya merah, untuk A X C
warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan warna
lain.
Kastrasi
adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan
diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai
serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan. Membuang mahkota
dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan
gunting, pisau atau pinset.
Munculnya
bunga jantan padatandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan
setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara
untuk melakukankastrasi, yaitu: (1) menggunakan pompa pengisap, (2) dengan
perlakuan alkohol,dan (3) secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya
dilakukan pada pagi hari setelah persilangan pada saatbunga jantan mulai muncul
tetapi belum pecah, biasanya 1-2 kali setelah persilangan. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi kerusakan mekanis tandanbunga. (Wawan,
2002).
Emaskulasi
adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi
terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara
emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya.
Beberapa
metode emaskulasi yang umum digunakan adalah
Metode Kliping atau Pinset
Pada
umumnya kuncup bunga dibuka dengan pinset atau dipotong dengan gunting,
kemudian anter atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini mudah dilakukan pada
tanaman yang bunganya relatif besar, misalnya cabai, kedelai, tomat dan
tembakau. Cara emaskulasi ini praktis, murah dan mudah dilakukan, namun
kemungkinan rusaknya putik dan pecahnya anter sangat besar, sehingga terjadinya
penyerbukan sendiri sangat besar.
Adapun
cara melakukan emaskulasi menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
a.
Setelah dipilih bunga yang akan digunakan sebagai betina, bagian ujung
kuncup bunga dipotong dengan pisau silet atau gunting, sehingga
kepala putiknya kelihatan jelas dari atas. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan
hati-hati jangan sampai putiknya turut terpotong atau rusak.
b.
Mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan
menggunakan pinset sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila
perlu semua mahkota dibuang.
c.
Benang sari dapat dibuang satu per satu sampai habis dengan sebuah pinset.
d.
Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk emaskulasi
bunga harus steril. Setiap kali hendak di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan
ke dalam spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan
bersih.
e.
Setelah melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera digantungkan sebuah
label yang telah diberi nomor.
2.
Metode Pompa Isap (Sucking Method)
Teknik ini mudah dilakukan pada padi. Pada tahap awal metode ini relatif mahal,
karena diperlukan biaya untuk pengadaan alat. Keuntungan menggunakan metode ono
adalah kemungkinan rusaknya kepala putik (stigma) dan pecahnya anter dan
penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga
dibuka dengan gunting, kemudian anter dihisap keluar dengan alat pompa hisap.
3.
Metode Pencelupan dengan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol
Untuk tanaman yang bunganya kecil-kecil, seperti sorghum, rumput-rumputan dan
pakan, pembuangan stamen dengan menggunakan pinset atau gunting sangat sulit.
Cara emaskulasi untuk jenis bunga ini adalah dengan mencelupkan bunga ke dalam
air hangat yang mempunyai temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama
1-10 menit. Cara ini mahal dan tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan pada
air dingin atau alkohol.
4.
Metode Kimia
Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan (male sterile)
pada tanaman. Bahan kimia tersebut diantaranya adalah GA3, sodium
dichloroasetat, ethrel, GA4/7, 2,4 D, NAA. Caranya bahan tersebut disemprotkan
pada bunga yang sedang kuncup dengan konsentrasi tertentu.
5.
Metode Jantan Mandul
Pada beberapa tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau padi
pelaksanaan emaskulasinya sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman mandul jantan
yaitu yang anternya steril dan tidak menghasilkan polen yang viabel. Sifat
mandul jantan ini bisa dikendalikan secara genetik maupun sitoplasmik.
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh
serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus
dikerudungi dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain,
plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga
tanaman yang bersangkutan. Kantong tersebut harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
1.
Kuat dan tahan hujan lebat dan panas terik matahari.
2.
Tidak mengganggu pernafasan bunga yang dibungkus
3.
Bila terkena air hujan dapat lekas kering, airnya dapat lekas menguap
4. Bahan yang dipakai untuk kantong tidak enak rasanya, agar tidak dimakan oleh
serangga atau binatang-binatang lainnya.
5. Kantongnya cukup besar, sehingga bila ada hujan turun, bunganya tidak akan
menempel pada kantong. Kantong tersebut dapat berbentuk silinder, yang
diperkuat dengan kerangka dari kawat atau bambu. Bila bunga yang dibungkus itu
kecil, cukuplah bunga itu ditutup dengan sebuah tudung plastik berukuran kecil.
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam
sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh dari
pohon tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke
tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas
layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya kuncup bunga itu dipetik dan
diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari setelah
matahari terbenam.
Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan kemudian
mati. Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
1. Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk sari
tidak tahan disimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan
berakibat buruk, karena berpeluang berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat
menyebabkan serbuk sari lekas mati.
2. Umur serbuk sari, makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan
perkecambahannya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek. Selain itu
persentase butir-butir serbuk sari yang hidup akan terus menurun sampai pada
suatu saat tidak ada serbuk sari lagi yang dapat berkecambah.
3. Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk
sari dapat disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan tertutup. Di
laboratorium, serbuk sari biasanya disimpan pada suhu antara 2-8 OC dan pada
kelembaban udara antara 10% sampai 50%. Penyimpanannya dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut: terlebih dahulu serbuk sarinya dimasukkan ke dalam tabung
gelas. Kemudian tabungnya diletakkan dalam exsicator (desiccator) yang telah
diisi dengan CaCl2 atau dengan larutan H2SO4 pada konsentrasi tertentu,
misalnya antara 10-70%. Maksudnya agar dapat menyerap uap air dari udara cukup
banyak. Untuk menyimpan serbuk sari bunga karet dari jenis No. PR 107 biasanya
dipakai konsentrasi 27% H2SO4 dan untuk serbuk sari dari jenis karet No. AV 157
dipakai konsentrasi 35% H2SO4.
Pengumpulan
Tepung Sari Tepung sari dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: 1.Mengambil kotak
sari yang belum pecah dengan pinset, dikumpulkan pada suatu tempat (petridish),
kemudian digerus sampai halus dan diberi air steril. Setelah itu, tepung sari
siap digunakan untuk persilangan dengan cara mengoleskan gerusan tersebut
ke bunga betina yang sudah dipilih dan masihreseptif. 2. Tepung sari ditampung
dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6cm. Botol digantung atau
dikaitkan pada tangkai batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat,
kemudian bagian ujung botol ditutup dengan alumenium foil.
Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, botol-botol
tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung sari barjatuhan ke
dalam botol. Tepung sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai bahan
untuk persilangan dengan menambahkan air + 2 ml,kemudian diaduk dengan kuas dan
dioleskan ke tandan bunga betina yangsudah dipilih (Hamid, 2002).
Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya.
Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau
anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma
tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi.
Saat yang paling baik untuk melakukan persilangan buatan adalah padasaat bunga
betina telah mekar ½ sampai 3/4 bagian dan kepala putik berwarnaputih. Pada
saat itu, bunga jantan (benang sari) pada tandan tersebut belum masak atau
pecah.
Beberapa
cara penyerbukan buatan yang bisa dilakukan adalah:
1.
Tandan bunga yang telah dikastrasi diserbuki tepung sari dengan menggunakan
kuas.
Tepung
sari bisa dalam keadaan kering atau basah (dilarutkan dalam + 2ml air steril),
kemudian dioleskan pada kepala putik. Persilangan dilakukan 2-3kali sampai
bunga betina tidak reseptif lagi.
2.
Tandan bunga betina yang telah reseptif ditempelkan pada tandan bunga jantan
yang telah mekar dan tepung sarinya telah pecah.
3.
Tandan bunga betina yang masih reseptif tetapi belum pecah kotak sarinya
diolesi bunga jantan yang kotak sarinya telah pecah. Persilangan diulang
2-3kali pada hari berikutnya. Kastrasi dilakukan 1-2 hari setelah
persilangansampai seluruh bunga jantan dalam satu tandan habis (Paristiyani,
2008).
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas
keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi
tentang: (1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3)
waktu penyerbukan, (4) Nama tetua jantan dan betina, (5) Kode
pemulia/penyilang.
Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan ,keberhasilan suatu persilangan
buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan
(Gambar 6). Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan
telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok
maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Keberhasilan penyerbukan
buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan
antesis jantan, kesuburan tanaman serta faktor lingkungan.
Kompatibilitas tetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan
dan betina. Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat ciri
morfologi bunga. Bunga yang terbaik adalah bunga yang akan mekar pada hari
tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberhasilan
persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari, kelembaban dan suhu.
Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan persilangan
buatan.
Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji
yang dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji
tersebut merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil
persilangan tanaman lain (karena proses isolasi yang tidak sempurna). Hal
tersebut dapat dideteksi dengan bantuan penanda, baik berupa penanda morfologi
maupun penanda molekuler.
Sifat kualitatif tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Sebagai
contoh buah muda cabai ada yang berwana hijau tua, hijau muda, kuning atau atau
ungu. Buah muda cabai dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Jika cabai
dengan buah berwarna hijau tua disilangkan dengan cabai dengan buah berwarna
ungu maka akan menghasilkan F1 dengan buah berwarna ungu. Jika buah F1 yang
dihasilkan tidak berwarna ungu maka kemungkinan terjadi selfing atau
penyerbukan dari serbuk sari cabai lain. Hal yang sama dapat digunakan untuk
penanda molekuler.
Pada biji tanaman yang ada pengaruh metaxenia seperti jagung, keberhasilan
persilangan buatan sudah dapat dideteksi tanpa menanam F1. Jagung yang
seharusnya mempunyai warna biji putih jika diserbuki dengan serbuk sari jagung
dengan warna biji kuning akan berwarna kuning. Contoh lain adalah jagung manis
jika diserbuki oleh jagung tidak manis akan menghasilkan biji-biji yang tidak
manis. Pada pengamatan morfologi bunga, yang digunakan sebagai
objek pengamatan adalah bunga tembakau. Bunga tembakau termasuk bunga
dalam golongan jenis tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga,
K 5, C 5, A5, G1. Bila dillihat dari
bentuk bunganya yang kecil dan letak putik dan benang sari saling berdekatan
dan selalu menempel, bunga cabai termasuk melakukan penyerbukan sendiri
(autogami). Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik
yangdimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh
induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan
yang memilikigabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan
hibridisasi dilakukan langkah kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan
yang mendekati matang.
Teknik
tersebut dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belummasak).
Langkah kastrasi dlakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri secara
alami yang tidak diinginkan, sehingga bila tidak dilakukan kastrasimaka bunga
tersebut akan melakukan penyerbukan sendiri secara alami danapabila telah
terjadi penyerbukan maka teknik hibridisasi tidak akan
bisadilakukan.
Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar dan benang sari yang belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari. Teknik kastrasi dan hibridisasi yangmemperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalandalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari dilakukansebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakanbunga pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar padapukul 06.00 hingga 08.00. apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudahbunga mekar, maka serbuk sari akan terlebih dahulu menyerbuki bunga betina danteknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat dilakukan.
Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar dan benang sari yang belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari. Teknik kastrasi dan hibridisasi yangmemperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalandalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari dilakukansebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakanbunga pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar padapukul 06.00 hingga 08.00. apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudahbunga mekar, maka serbuk sari akan terlebih dahulu menyerbuki bunga betina danteknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat dilakukan.
Teknik
hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore hari bertujuan untuk menambah
kemungkinan berhasil karena pada pagi hari atau sore hari bungamekar sempurna
dan dalam keadaan segar. Pada saat matang, putik akan menghasilkan suatu cairan
pelekat yang digunakan untuk melekatkan benang sari.Pada siang hari cairan
tersebut akan kering dan jika dilakukan hibridisasi makakemungkinan besar
benang sari tidak akan menempel pada kepala putik dankeberhasilan hibridisasi
akan berkurang.
Benang sari yang disimpan terlalu lama setelah kastrasi juga tidak baik karena akan menurunkan kualtitas sel spermajantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi diharapkan dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama.Pada bunga, terkadang terjadi inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal biji yang normal untuk membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapatmelakukan penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukansecara buatan.
Benang sari yang disimpan terlalu lama setelah kastrasi juga tidak baik karena akan menurunkan kualtitas sel spermajantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi diharapkan dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama.Pada bunga, terkadang terjadi inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal biji yang normal untuk membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapatmelakukan penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukansecara buatan.
Ada
beberapa teknik dalam cara mengatasi penyerbukan bungayang inkompatibel yaitu
dengan cara Suhu tinggi. Pistil yg diekspos sampai suhu 60 oC, untuk merangsang
kesuburan. Cara lain yaitu Irradiasi. Pada Solanaceae, X-ray atau gamma ray
untuk menginduksi kesuburan sementara. Dengan cara yang lebih sederhana yaitu
Polinasi berganda, Polinasi kuncup (bud pollination): polinasi biasanya
dilakukan 1 ± 2 hari sebelum bunga mekar/anthesism, Surgicaltechnique :
potong/hilangkan stigma dan pollen diletakkan pada potongan style.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil yang saya dapat pada makalah
ini ialah saya ambil dari jurnal yang saya peroleh, yaitu Ketahan 22 Genotipe
Cabai ( Capsicum spp) terhadap Phytophthora capsici Leonian dan keragaman
genetiknya. Dimana cendawan P. Capsici menyerang cabae pada setiap fase dan
bagian tanaman. Serangan pada setiap fase dapat menyebabkan busuk akar, kanker
batang, hawar daun, dan busuk buah, dan menyebabkan kematian pada tanaman cabai
Genotipe
|
Kejadian Penyakit (%)
|
Kelas Penyakit
|
PI
188478
|
42.2
|
AT
|
PBC
602
|
100.00
|
R
|
PBC
137
|
100.00
|
R
|
Early
Calwoner
|
100.00
|
R
|
Keterangan:
AT
: Agak tahan
R
: Rentan
Dari
hasil pengujian ras cendawan menggunakan galur diferensial, bahwa dapat
disimpulkan P. Capsici isolate TG01 yang digunakan adalah ras 3, dari hasil uji
ini menunjukkan factor grnotipe berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit
dan periode serangan penyakit, sedangkan terhadap masa inkubasi tidak nyata.
B. Pembahasan
Berdasarkan
hasil analisis komponen utama terdapat 11 komponen yang meiliki akar cirri
diatas satu. Komponen dengan akar cirri kurang dari satu tidak valid digunakan
dalam menghitung factor terbentuk
Penyakit tanaman timbul sebagai
hasil interaksi antara pathogen, tanaman inang yang rentan dan lingkunagna.
Infeksi P. Capsici menimbulkan gejala pengecilan atau pengeriputan pada bagian
pangkal batang, bibit, kerebahan, kelayuan parmen, serta kematian bibit.. Dalam
analisis data untuk mengelompokann 22 genotip cabai yang dipelajari digunakan
tiga komponen utama yang dapat menjelaskan vabirilitas perubahan tersebut.
Pada makalah ini analisis yang
digunakan adalah analisis gerombol, dimana analisis ini bertujuan untuk
mengelompokan datan kedalam beberapa kelas, sehingga anggota di dalam satu
kelas lebih homogen disbanding didalam kelas lain. Kritria pengelompokan
berdasarkan pada ukiran kemiripan. Kemiripan dengan makna tertentu seperti
jarak eculidean (akar cirri) atau jarak lain, sejenis indeks peluang atau yang
lainnya. Semakin kecil jarak akar cirri antara dua genotype, semakin mirip
genotype tersenut satu sama lain. Analisis gerombol dilakukan yang dilakukan
pada 22 genotip cabai dengan 37 peubah menghasilkan dendogram , pada tingkat
kemiripan 85%, 22 genotip cabai tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 gerombol.
Keempat gerombol tersebut sama dengan keempat gerombol yang dihasilkan
berdasarkan KU I dan KU II pada analisis komponen utama.
Pengelompokan yang terbentuk pada
analisis gerombol diketahui dengan menggunakan dua dimensi dengan menggunakan
analisi biplot. Analisis biplot merupakan teknik statistika deskriptif dimensi
ganda yang dapat menyajikan secara stimulant segugus objek pengamatan dan
peubah dalam satu grafik pada suatu bidang dua dimensi sehingga cirri-ciri
peubah dan objek pengamatan serta posisi relative antara objek pengamatan
dengan peubah dapat dianalisi.
Hasil analisis empat kelompok cabai
disajikan nerdasarkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 sebesar 52%
dan sumbu utama 2 sebesar 35,6%, sehingga secara keseluruhan keragaman yang
dapat diterangkan kedua sumbu tersebut adalah 86,8% Berdasarkan hasil uji ras
cendawan Phythopthora capsici isolate TG01 yang digunakan tergolong ras 3.
Genotip PBC 714, dan Cilibangi-2 diidentifikasi tahan terhadap P. Capsici ras 3
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat
diambil kesimpulan, yaitu :
1. Setiap
tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak sama.
2. Tehnik
persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan
penyerbukan dalam satu bunga.
3. Banyak
hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi
lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia.
4. Persilangan
pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah dilakukan dari tanaman yang menyerbuk
sendiri.
5. Demikian
pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada beberapa faktor yang juga
berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh organisme hidup, iklim
dan keterampilan pemulia.
6. Berdasarkan
hasil uji ras cendawan Phythopthora capsici isolate TG01 yang digunakan
tergolong ras 3. Genotip PBC 714, dan Cilibangi-2 diidentifikasi tahan terhadap
P. Capsici ras 3
7.
B. Saran
Sebaiknya
para asisten lebih sabar dalam membimbing dan membina para praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Rudi,
2007. Peningkatan Resistensi Tanaman Lada Melalui Hibridisasi. Laporan Teknis
Penelitian,
Bagian Proyek Tanaman Rempah Dan Obat. II: 113-134. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, B o g o r...
Wawan,
2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara Konvensional.
Buletin Teknik Pertanian.7
Sujiprihati,
S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010. Teknik Persilangan Buatan. Jakarta
Selatan
Hartati,
sri dan sudarmo, hadi. 2007. Melakukan Persilangan pada Tanaman Jarak
Pagar.Info
teknologi jarak pagar, 2
(10): 37-40.
Ihsan,
farihul dan sukarmin. 2008. Teknik persilangan mangga (mangifera indica) untuk
perakitan varietas unggul baru. Buletin
Teknik Pertanian, 13 (1): 33-36.
Lukman,
wawan. 2002. Teknik kastrasi pada persilangan buatan tanaman lada secara
konvensional. Buletin teknik
pertanian, 7 (2) : 62-64.
Sunarko.
2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Dan Pengolahan Kelapa Sawit,
Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Warisno.2008.
Jagung Hibrida. Kanisius.Yogyakarta.
Batara
(2005) Pemuliaan tanaman dan Hiridisasi, Agroprima Usaha Tani, Bandung
Bari
et al, 2006 Metode-Metode Persilangan Cabai, Elex Media Jakarta Selatan
Hanum,
2008 Proses-Proses Terjadinya Penyerbukan Sendiri Pada Tanaman, Teratai hal
67-89,
Jakarta Selatan
Hamid,
2002 Metode Jantan Mandul Pada persilangan Tanaman Cabai, Teratai hal 72-76
Jakarta Selatan
ilmu yang sangat bermanfaat sekali, semoga menjadi inspirasi masyarakat. terima kasih telah berbagi cara persilangan tanaman cabe ini.
BalasHapus